(English Version Below)
Sebuah buku yang mendalami kerja-kerja penginjilan Adventist di awal 1800-an, mengongsikan cabaran dan keberanian para pekerja rohani dalam penyebaran ajaran agama di Borneo. Karya Abednigo Chow Yau Shung, “From Pioneers to Present” yang dilancarkan oleh YB Datuk Seri Panglima Dr Jeffrey G. Kitingan, Menteri Pertanian dan Perikanan Sabah, bukan sahaja sekadar peninggalan masa lalu tetapi juga sebagai panduan untuk membentuk komuniti Adventist dan masa hadapan yang cerah untuk Sabah Mission.
Kerja-kerja penyebaran di Sabah bukanlah perkara yang mudah. Para penginjil pada awalnya perlu menghadapi pelbagai rintangan seperti pengankutan yang terhad, bahasa asing yang mereka tidak fahami, dan segala penyakit yang boleh melalaikan iman mereka. Abednigo, dalam usahanya menyelidiki kisah silam dahulu, berjaya menyusun sejarah ini dengan teliti. Dengan mengkaji usaha-usaha nenek moyang kita terdahulu, buku ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi kerja-kerja penginjilan masa kini.
“Ketika saya terjumpa bahan bacaan ini, saya merasakan bahawa saya perlu mengongsikannya kepada semua orang!” kata Abednigo ketika ditemuramah.
Feldinand Sawanai, presiden Sabah Mission, mengatakan, “Membaca tentang dedikasi dan pengorbanan para penginjil terdahulu menanam rasa bangga dan kesatuan yang mendalam tentang permulaan kita sebagai sebuah gereja. Ia mengingatkan kita tentang usaha dan nilai-nilai yang menyatukan kita semua.” Beliau menekankan bahawa nilai-nilai inilah yang akan membantu kita untuk bersatupadu sebagai satu gereja apabila Sabah Mission bercabang dua pada akhir tahun 2024 ini.
Karya ini juga menekankan kepentingan kefahaman budaya dan keupayaan menyesuaikan diri ketika menginjil, sebagaimana para penginjil awal berinteraksi dengan komuniti tempatan. Seiringan dengan perkembangan teknologi, kerja-kerja penginjilan juga tetap berkembang selaras dengan prinsip yang tertanam oleh penginjil masa lalu.
“From Pioneers to Present” menawarkan banyak strategik yang penting untuk masa depan Mission Sabah. Dengan mengkaji semula prinsip-prinsip ini, penginjil kini dan masa hadapan dapat memastikan usaha mereka berlandaskan nilai-nilai yang sama yang telah membimbing nenek moyang mereka terdahulu. Justerunya, buku ini mampu menjadi pendorong kepada penginjil baharu kelak yang terinspirasi oleh keberanian dan keimanan mereka dahulu.
Pastor Gerard Bernard, seorang pensyarah dari Asia-Pacific International University, menekankan, “Buku ini adalah sumber yang amat bernilai bagi sesiapa yang terlibat dalam kerja penginjilan. Ia ada untuk membimbing kita pada masa kini dengan menyediakan strategi menyeluruh dari masa lalu.”
Apabila kita melangkah ke depan, pelajaran dari karya Abednigo, “From pioneers to Present” dapat membantu komuniti Adventist di Sabah dalam cabaran dan peluang baharu. Seperti yang dikatakan oleh Datuk Jeffrey Kitingan, “Hargailah sejarah dan warisan yang telah ditinggalkan oleh generasi terdahulu.” Dengan itu, kerja-kerja penginjilan di Sabah akan tetap berkembang dengan semangat dan rasa bangga yang baharu.
(English)
In the heart of Borneo, amidst its dense rainforest and diverse cultures, lies a rich history of spiritual pioneering that is often overlooked. Mr. Abednigo Chow Yau Shung’s latest book, “From Pioneering to Present,” dives into the Adventist missionary efforts on this island in the early 1800s. As we launch this significant book, it is clear that its lessons are not just relics of the past but beacons guiding the future of Sabah Adventist Mission, especially in this crucial time of Sabah Mission division.
The early missionaries faced immense challenges. Navigating through treacherous, unknown terrains, their journey was fraught with obstacles. Despite these hardships and the limited records available, Chow’s meticulously pieces together their stories, bringing to light the dedication and resilience of these pioneers. This book honours their legacy, providing a wellspring of inspiration for contemporary mission efforts.
“When I got my hands on these records, I felt that it is a waste of resources not to share it with everyone. I did not want to be selfish with my discoveries!” Chow shared in an interview.
Pr. Feldinand Belgium Sawanai, the President of Sabah Mission, reflects, “Reading about the dedication and sacrifices of our early missionaries instills a deep sense of pride and unity of where we started as a church. It reminds us of our shared history and the values that bind us together.” He highlighted that these values will be useful and should be instilled in our community for the new era of Sabah Mission at the end of the year 2024.
The book also highlights the importance of cultural sensitivity and adaptability, showcasing how early missionaries engaged with local communities. Although the modern era of technology is upon us, these lessons are still particularly relevant today as the Adventist community in Sabah continues to grow and diversify. By understanding and respecting the cultural context in Borneo, the community can foster deeper connections and a more inclusive environment.
“From Pioneers to Present” offers a wealth of strategic insights that are crucial for the future of Sabah Mission. The innovative approaches and resourcefulness of the early missionaries provide a blueprint for modern missionary works. By revisiting these principles, current and future missionaries can ensure that their efforts are grounded in the same enduring values that guided their predecessors. Moreover, this book serves as a powerful motivator for the next generation of Adventists. Young believers, inspired by the courage and faith of the early missionaries, may feel a renewed calling to serve.
Pastor Gerard Bernard, a lecturer from Asia-Pacific International University, emphasises, “This book is a valuable resource for anyone involved in missionary works. It is here to guide us in the present by providing thorough strategies from the past.”
As we look to the future, the lessons from “From Pioneers to Present” can help the Adventist community in Sabah to navigate new challenges and opportunities. As YB Datuk Seri Panglima Dr. Jeffrey G. Kitingan, the Deputy Chief Minister I of Agricultural and Fishery Minister of Sabah, said, “Cherish our history and legacies that our older generation have left behind.” By learning from the past, embracing the pioneering spirit, and fostering a sense of continuity, we can ensure that the mission remains impactful for generations to come.
Reported by Addonea G. Gabu